Kamis, 21 Februari 2013

Judge

Kadang, atau bahkan sering dari kita ngejudge sesuatu hanya dari depannya saja, tanpa mau tahu apa yang terjadi dibelakang. simplenya kita ngejudge orang dari tingkah lakunya tanpa kita tahu alasan dibalik perilakunya itu. contohnya orang yang malas kuliah atau berhenti kuliah belum tentu itu karena keinginan mereka atau sifat mereka yang malas, banyak hal sebenarnya yang bisa menjadi alasan dibalik semua tindakan itu, mungkin karena sebenarnya orang yang malas kuliah itu dipaksa untuk masuk jurusan yang engga dia suka padahal dia punya passion yang begitu besar ke jurusan lain, atau orang yang memutuskan berhenti kuliah bukan karena dia engga menghargai pentingnya bangku kuliah tapi karena dia memilih mendahulukan kepentingan keluarganya yang saat itu mungkin ekonominya tidak begitu memungkinkan. atau masih banyak lagi hal yang bisa dijadikan alasan masuk akal untuk yang orang sering pikir tindakan negatif mereka. ya terkadang kita, manusia, sering langsung mengambil kesimpulan hanya berdasarkan apa yang kita lihat. berhenti melihat disatu sisi. padahal selalu ada dua sisi dalam kehidupan ini.

tapi bukan soal orang yang malas kuliah atau berhenti kuliah yang akan gue bahas.
jangan pernah ngejudge seseorang sensian kalau lo engga pernah tau apa aja yang udah dia lewatin dalam hidupnya atau lo engga pernah tau gimana berada diposisi dia. kadang sifat sensitif itu bukan hadir dengan sendirinya..
contohnya orang yang pernah dicuekin oleh teman-temannya atau bahkan pernah dimusuhin oleh teman-temannya, ketika temannya memperlakukan dia beda sedikit saja maka rasa takut akan kejadian buruk yang pernah terjadi akan muncul. rasa curiga, rasa khawatir.. bukan mau dia kalau dia jadi begitu sensitif atau sebenarnya memang wajar kalau dia jadi sensitif..
engga ada satu orang pun didunia ini yang ingin jadi orang sensian, curigaan, khawatiran. karena pada dasarnya semua sifat itu menyiksa sang pemiliknya.
gue bersyukur untuk kejadian beberapa bulan lalu dalam kehidupan gue yang begitu menyakitkan tapi mengajarkan gue banyak hal, termasuk tentang ngejudge. betapa fatalnya hasil dari ngejudge itu. dari situ gue belajar untuk mulai melihat sesuatu dari dua sisi, engga mengambil kesimpulan sendiri dari satu sisi. satu hal yang terpenting dari semua hal yang terjadi dalam kehidupan sebenarnya adalah "ALASAN". alasan mengapa itu terjadi, alasan mengapa orang atau kita melakukan hal itu.
"sometimes the only thing that people see is what you did. when in fact, they should be looking at why you did it."
cari tahu, cari tahu terlebih dahulu kenapa dia bisa jadi seperti itu. cari tahu terlebih dahulu kenapa orang bisa sensian. cari tahu terlebih dahulu kenapa orang itu jadi orang yang tidak percaya pada siapapun. cari tahu terlebih dahulu kenapa orang itu memilih ansos. cari tahu terlebih dahulu kenapa orang itu memilih jadi pendiam. cari tahu terlebih dahulu kenapa orang itu melakukan hal nekat seperti itu. cari tahu terlebih dahulu kenapa orang itu berperilaku kasar.
selalu.. selalu ada alasan dibaliknya. Tuhan tidak menciptakan umat-Nya dengan sifat jelek. kita semua terlahir baik. Tuhan tidak pernah merencanakan keburukan atau kecelakaan.

bukan mau sok benar, sok religius, sok menasehati, sok engga pernah ngejudge.
gue bukan seseorang yang engga luput dari kesalahan, gue pernah, bahkan bisa jadi tanpa gue sadar gue orang yang sering ngejudge orang lain. tapi setelah gue tau rasa sedih atau sakitnya ketika orang hanya melihat apa yang lo lakuin tanpa mereka ingin tahu atau mencari tahu kenapa lo ngelakuin hal tersebut, semenjak itu akhirnya gue menemukan cara melihat kehidupan dari sisinya yang kedua. mungkin benar kata orang bijak yang bilang "kita dikecewakan agar tidak mengecewakan" bisa jadi kalau tidak karena kejadian tersebut gue sampai sekarang masih jadi salah satu orang yang dengan gampangnya melihat dari satu sisi dan tidak mempedulikan sisi yang lainnya. jadi orang yang juga berkata orang itu memiliki sifat buruk, yaitu sensian. padahal dia begitu karena dulu dia pernah terluka.
"kadang ada sesuatu yang engga akan pernah kita tahu seperti apa rasanya sampai akhirnya kita merasakannya sendiri." jadi jangan langsung dengan mudah menilai hidup seseorang karena bukan kita yang menjalankan hidupnya itu. kita mungkin tahu apa saja yang terjadi kepada teman kita, masalahnya, kesedihannya, tapi kita tidak pernah bisa benar-benar tahu persis rasanya melewati atau mengahadapi itu semua sebagai dia. banyak hal negatif yang bisa berputar-putar dikepala kita ketika kita melihat sesuatu yang negatif, engga muna, gue juga sering mengalami hal itu, dan disitulah perilaku judge itu muncul dengan gampangnya, tapi dari ratusan hal negatif itu, we have to admit kalau ada satu hal positif yang sebenarnya terpikirkan oleh kita. salahnya kadang kita meremehkan atau mengabaikan satu yang terpenting itu dan lebih mempedulikan ratusan yang terlintas.

sejahat-jahatnya pencuri dia engga mungkin mencuri roti dari anak kandungnya yang sedang kelaparan, sesuci-sucinya pendeta/ustad dia engga mungkin engga pernah melakukan sebuah kesalahan.
.ǝʌıʇɔǝdsɹǝd ʇuǝɹǝɟɟıp ɐ ɯoɹɟ ǝɟıl ʇɐ ʞool oʇ ǝʌɐɥ noʎ sǝɯıʇǝɯos

sekedar berbagi kisah, gue punya seorang teman yang suka telat dan susah datang pagi kekampus, gue jengkel dengan sifat buruknya itu, dan ngejudge dia sebagai orang yang memang engga bisa disiplin. sampai akhirnya Tuhan mengijinkan gue tahu apa yang sebenarnya terjadi, dia ngebantu ayahnya bekerja sebelum dia pergi kekampus. see? terbukti kan, engga selalu yang terlihat buruk itu buruk dan juga sebaliknya. Never judge things by their appearance. karena rumah yang terasnya terlihat gersang belum tentu dihalaman belakangnya tidak ada kolam renang, just 'open the door'! ☺


Selasa, 05 Februari 2013

Kehilangan


Pernah ada seorang teman yang bertanya "Dian lo pernah kehilangan sahabat ga?"
saat itu bulan September, dan jawaban yang Ia terima adalah "pernah, gue kehilangan teman-teman baik SMP gue. sekarang kita kaya orang asing gara-gara udah lama ga ketemu dan pisah padahal dulu dekat banget"

Apabila ada orang yang menanyakan hal yang sama lagi sekarang ini, akan ada jawaban berbeda.
4 bulan berlalu setelah pertanyaan itu, ternyata banyak hal yang terjadi, banyak hal yang terpelajari, salah satunya tentang kehilangan.
Bagiku, kehilangan bukan hanya tentang jarak atau waktu. bukan tentang perpisahan dengan seseorang karena sebuah jarak. bukan tentang waktu yang tidak bisa lagi mempertemukan.
Bagiku, kehilangan yang sebenarnya adalah, disaat mereka orang-orang terdekatmu, masih berada didekatmu, namun telah menjadi orang asing.

Rasanya lebih milih dipisahkan oleh jarak namun masih tetap bisa berhubungan, berbagi segala hal. rasanya lebih milih tidak memiliki waktu untuk bertemu namun masih tetap saling membagi dan memberitahukan kegiatan masing-masing, bertukar cerita-cerita seru yang terjadi.
Ga enak.. rasanya ga enak. orang yang dulu kita kenal dekat sekarang kita tidak tahu apa-apa tentang dia. orang yang dulu selalu tertawa bersama kita namun sekarang bisa tersenyum bersama pun sudah bersyukur.

....
"Apakah sesuatu yang hilang bisa kembali?"
Bagiku, tentu bisa.
Mereka yang telah ditakdirkan menetap dalam kehidupan kita akan kembali, with their own way.

Sabtu, 02 Februari 2013

A Reason

Sometimes people come into your life and you know right away that they were meant to be there. They serve some sort of purpose, teach you a lesson or help figure out who you are or who you are to become. You never know who these people, maybe your classmate, your neighbour, friend, long lost friend, best friend, lover, or even a complete stranger, when you lock eyes with them, you know that very moment, that they will affect your life in some profound way. And sometimes things happen to you and at the time they seem horrible, painful and unfair, but in reflection you realize that without overcoming those obstacles you would never have realized your potential, strength, power of heart.
Everything happens for a reason. Nothing happens by chance or by means of good or bad luck. Illness, injury, love, lost moments or true greatness and sheer stupidity all occur to test the limits of the soul. Without these small test, if they be events, illnesses or relationships, life would be like a smooth paved, straight, flat road to nowhere. Safe and comfortable but dull and utterly pointless. The people you meet who affect your life and successes and downfalls you experience, they are the ones who create who you are. Even the bad experience can be learned from. Those lessons are the hardest and probably the most important ones. If someone hurts you, betrays you, or breaks your heart. Forgive them, for they helped you learn about TRUST. And the importance of being cautious to whom you open your heart. If someone loves you, love them back unconditionally, not only because they love you. But because they are teaching you to love and opening your heart & eyes to things you would have never seen or felt without them. Make everyday count. Appreciate every moment and take from it everything that you possibly can, for you may never be able to experience it again. Talk to people you have never talked to before, and actually listen, let yourself fall in love, break free and set your sights high. You can make of your life anything you wish.

Create your own life and then go out and live it!
 

(c)2009 Dian Mahardika. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger