Industri Kreatif - Sumber Daya Manusia Jadi Kendala
Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia menjadi kendala utama pengembangan industri kreatif. Kendala tersebut harus menjadi perhatian bersama karena kontribusinya bagi perekonomian nasional cukup signifikan.
Hal tersebut disampaikan Wakil Presiden Boediono saat membuka Pekan Produk Kreatif Indonesia, di Jakarta, Rabu (21/11). "Mari kita menyatukan langkah untuk mengatasi masalah-masalah itu secara sungguh-sungguh, sistematis, dan terkoordinasi. Usia pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia masih sangan muda. Tak heran jika masih banyak kendala. Potensi ini harus kita pahami dan yakini bersama dalam setiap rencana pengembangan ekonomi kreatif ke depan." paparnya.
Menurut dia, sebagian besar sumber daya manusia (SDM) industri kreatif belajar secara otodidak sehingga kualitasnya belum cukup merata. Selain SDM, kendala lain yang juga perlu disikapi adalah perlindungan atas hak kekayaan intelektual kurang, infrastruktur teknologi informasi belum kompetitif, serta dukungan pembiayaan masih minim.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatid Mari Elka Pangestu mengatakan, sektor ekonomi kreatif merupakan sektor keempat terbesar dari 10 sektor ekonomi nasional dalam hal penyerapan tenaga kerja setalah sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, perdagangan, hotel dan restoran, serta jasa. sektor ekonomi kreatif menyerap tenaga kerja melalui terciptanya usaha-usaha baru. Subtektor yang menyerap tenaga kerja terbesar adalah subtektor fashion, kuliner, dan kerajinan dengan pertumbuhan tertinggi disubtektor kerajinan sebesar 1,42 persen.
Mari juga menyoroti maraknya pembajakan yang menyebabkan minimnya kontribusi dari subtektor film, video, dan fotografi terhadap produk domestik bruto. "Kegiatan pembajakan menyebabkan sektor ini tumbuh pesat, tetapi memiliki kontribusi yang masih kecil," ujarnya.
Kepala Balai Pasar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia Kementerian Perdagangan Parluhutan Tado Sianturi mengatakan, untuk mendukung ekspor produk fashion, pihaknya menyelenggarakan kegiatan adaptasi produk di sejumlah sentra industri batik. (ENY/ATO)
Diambil dari harian Kompas, 22 November 2012.
0 komentar:
Posting Komentar