Nama
dari dua orang yang mengajarkan gue tentang bagaimana menikmati hidup dengan
hal-hal kecil disekitar kita.
Dua
orang unik, lucu, konyol, idiot, lincah, absurd, dan masih banyak lagi
penjelasan tentang mereka yang susah untuk diekspresikan dalam sebuah kata.
Dua
orang pencipta kata-kata aneh. Dua orang yang bisa tertawa hanya karena berhasil
menyatukan huruf-huruf dan membentuk satu kata yang terdengar lucu, atau lebih
tepatnya janggal.
Dua
orang yang dengan bebasnya teriak-teriak. Nyeruin apa yang ada dikepala mereka.
Dua
orang yang menyanyikan lagu yang sama dan mengeluarkan ekspresi yang berbeda.
Dua
orang yang bersahabat. Bersaudara. Yang saling mendukung dan membanggakan satu
sama lain.
Dua
orang yang tertawa seakan-akan hal yang mereka tertawakan adalah hal yang
paling lucu sedunia.
Dua
orang yang membuat gue merasa beruntung ketika ada diantara mereka. Yang ngebuat
gue lupa untuk sementara waktu akan ketakutan dan kegelisahan gue. Dua orang
yang berhasil bikin gue merasa jadi wanita paling bahagia tertawa tiada henti
bersama mereka. Dua orang yang membuat gue akhirnya tau, kebahagiaan itu bukan
terletak di orang yang menurut kita bisa membuat kita bahagia, tapi bahagia itu
didalam diri kita. Pilihan kita. Cara kita menikmati dan menjalani kehidupan
ini. Ya, dua orang unik itu tanpa sadar mengajarkan gue banyak hal. Termasuk juga
mengajarkan gue bahasa-bahasa anak cowok yang seharusnya cewek ga perlu tau.
…..
Berawal
dari perkenalan diawal bulan Maret lalu. Mereka berdua adalah teman band dari 2
teman dekat. Beberapa kali ikut dua teman dekat gue latihan band distudio dan
otomatis ketemu dengan Praday & Kepin, membuat dua orang itu bukan lagi jadi
orang asing dalam kehidupan gue. Pembawaan mereka berdua yang welcome dan easy going bikin gue ga perlu waktu lama untuk akrab sebagai teman
dengan mereka.
Hari
sabtu lalu band mereka (2 teman gue, Praday & Kepin+additional keyboardist mereka Dhani & 1 temannya) ada job
manggung ke Bekasi. Berhubung setiap hari sabtu selalu malas pulang cepat ke
rumah yang hampir setiap weekend sepi
karena ditinggal orang rumah yang semua punya acara masing-masing diluar, maka
gue minta ke mereka untuk ikut ke Bekasi. Dengan rombongan 2 mobil kami berangkat
dari kampus sekitar pukul 1 siang ke Bekasi. Dan disitulah petualang gue
bersama Praday & Kepin dimulai..
Siang
itu entah malaikat jenis apa mempersatukan gue, Praday, dan Kepin dalam satu
mobil. Kali pertama dilepas sendirian bersama dua orang itu. Biasanya dua teman
gue selalu ada diantara kami. Dan ternyata bersama dua orang itu tanpa
pengawasan dua teman gue adalah hal baru yang seruuuu. Awalnya gue pikir akan
absurd atau ada kecanggungan. Tapi 5 menit setelah Kepin masuk ke mobil pikiran
itu hilang. Yang gue inget setelah itu adalah cuma ketawa, ketawa, ketawa, ketawa,
dan teriak. Banyak hal yang kami tertawakan. Ga berenti-berentinya geleng
kepala, heran dengan semua hal yang bisa membuat mereka tertawa geli. Bahkan
Kepin sampai harus ngeluh sakit perut saking gelinya ketawa.
Sepanjang
perjalanan hari itu gue menikmati waktu bertiga gue bersama dua orang gila itu.
Ciptain bahasa baru, nyanyi, tukeran cerita, isengin satu sama lain, teriakin
hal-hal ga jelas, ngasih pertanyaan absurd, ngobrolin hal-hal baru. Meskipun sepanjang
perjalanan mereka selalu bilang kalau gue ini cowok, tapi mereka tetap
ngelakuin tugas dasar mereka sebagai cowok, ngelindungin. Waktu tangan gue
kejepit pintu mobil, Praday dengan muka panik berusaha nenangin dan minta maaf
ke gue, dia terus-terusan ngelus bengkaknya, dia berusaha
ngibur gue yang lagi kesakitan dengan cerita dia untuk sekedar ngalihin gue dari rasa sakit dijari, “gue tadinya mau make baju kaya lo Yan, persis banget,
warnanya juga sama, kaya gini, tapi gue takut keliatan seksi” haha Praday
Praday.
Kepin
juga ngelakuin hal yang sama ditempat makan, dia matiin rokoknya yang
sebenarnya masih sisa banyak, sambil bilang “Yuk masuk kasihan Dian udah
kelaparan” padahal gue ga nyebut kata lapar. Gue pikir yang bisa mereka lakuin cuma
ketawa, tapi ternyata mereka juga bisa berperilaku sebagai cowok normal. Ada hal
lucu dari Praday, setiap gue hilang Praday selalu panik, ditempat makan habis
selesai dari toliet gue papasan sama Praday, gue pikir dia mau ke toilet
ternyata dia nyariin gue, “Yan lo darimana, ayo pilih makanan dulu” sambil
megang lengan atas gue. Gue ketawa geli. Praday kaya Bapak-Bapak yang baru aja
nemu anaknya yang hilang habis main entah kemana dan nyeret gue seakan-akan gue
anak ini umur 5 tahun. Pas duduk-duduk diluar tempat makan dia sambil bercanda bilang “gue sampe 20 kali keluar masuk itu nyariin elo Yan” nunjuk tempat permainan anak yang ada bola-bola dan perosotannya. Haha dua orang itu.
Kepin
adalah pria kurang beruntung hari itu yang bertugas mengantar gue sampai rumah.
Perjalanan dimana cuma tinggal gue dan Kepin diisi dengan curhat colongan Kepin
tentang gebetannya. Ada rasa senang malam itu, perasaan yang udah lama ga gue
rasain. Perasaan dipercaya, perasaan hangat berbagi cerita, perasaan ngerasa
diandelin. Semenjak kejadian dimana gue dihadapkan dengan kenyataan orang-orang
sekitar gue adalah orang-orang bertopeng rasa percaya gue mulai memudar. Gue mulai
takut untuk percayain cerita kehidupan gue sama orang. Gue jadi tertutup. Tapi ternyata
tanpa sadar selama gue bareng Kepin & Praday, mereka bikin gue jadi sedikit
terbuka.
Gue
bersyukur akan hari itu ke Tuhan. Bersyukur akan kesempatan yang Dia kasih
untuk gue belajar dari Praday&Kepin. Ngerasain perasaan yang udah lama gue
ga rasain. Meskipun cuma satu hari itu dan ga sampai 24 jam tapi mereka
berhasil mengingatkan gue akan hal penting yang hampir gue lupain. Satu-satunya
cara terbaik untuk bahagia adalah dengan menikmati hidup ini J Thank you Praditya Putra & Kevin Bukhari.