Kadang, atau bahkan sering dari kita ngejudge sesuatu hanya dari depannya saja, tanpa mau tahu apa yang terjadi dibelakang. simplenya kita ngejudge orang dari tingkah lakunya tanpa kita tahu alasan dibalik perilakunya itu. contohnya orang yang malas kuliah atau berhenti kuliah belum tentu itu karena keinginan mereka atau sifat mereka yang malas, banyak hal sebenarnya yang bisa menjadi alasan dibalik semua tindakan itu, mungkin karena sebenarnya orang yang malas kuliah itu dipaksa untuk masuk jurusan yang engga dia suka padahal dia punya passion yang begitu besar ke jurusan lain, atau orang yang memutuskan berhenti kuliah bukan karena dia engga menghargai pentingnya bangku kuliah tapi karena dia memilih mendahulukan kepentingan keluarganya yang saat itu mungkin ekonominya tidak begitu memungkinkan. atau masih banyak lagi hal yang bisa dijadikan alasan masuk akal untuk yang orang sering pikir tindakan negatif mereka. ya terkadang kita, manusia, sering langsung mengambil kesimpulan hanya berdasarkan apa yang kita lihat. berhenti melihat disatu sisi. padahal selalu ada dua sisi dalam kehidupan ini.
tapi bukan soal orang yang malas kuliah atau berhenti kuliah yang akan gue bahas.
jangan pernah ngejudge seseorang sensian kalau lo engga pernah tau apa aja yang udah dia lewatin dalam hidupnya atau lo engga pernah tau gimana berada diposisi dia. kadang sifat sensitif itu bukan hadir dengan sendirinya..
contohnya orang yang pernah dicuekin oleh teman-temannya atau bahkan pernah dimusuhin oleh teman-temannya, ketika temannya memperlakukan dia beda sedikit saja maka rasa takut akan kejadian buruk yang pernah terjadi akan muncul. rasa curiga, rasa khawatir.. bukan mau dia kalau dia jadi begitu sensitif atau sebenarnya memang wajar kalau dia jadi sensitif..
engga ada satu orang pun didunia ini yang ingin jadi orang sensian, curigaan, khawatiran. karena pada dasarnya semua sifat itu menyiksa sang pemiliknya.
gue bersyukur untuk kejadian beberapa bulan lalu dalam kehidupan gue yang begitu menyakitkan tapi mengajarkan gue banyak hal, termasuk tentang ngejudge. betapa fatalnya hasil dari ngejudge itu. dari situ gue belajar untuk mulai melihat sesuatu dari dua sisi, engga mengambil kesimpulan sendiri dari satu sisi. satu hal yang terpenting dari semua hal yang terjadi dalam kehidupan sebenarnya adalah "ALASAN". alasan mengapa itu terjadi, alasan mengapa orang atau kita melakukan hal itu.
"sometimes the only thing that people see is what you did. when in fact, they should be looking at why you did it."
cari tahu, cari tahu terlebih dahulu kenapa dia bisa jadi seperti itu. cari tahu terlebih dahulu kenapa orang bisa sensian. cari tahu terlebih dahulu kenapa orang itu jadi orang yang tidak percaya pada siapapun. cari tahu terlebih dahulu kenapa orang itu memilih ansos. cari tahu terlebih dahulu kenapa orang itu memilih jadi pendiam. cari tahu terlebih dahulu kenapa orang itu melakukan hal nekat seperti itu. cari tahu terlebih dahulu kenapa orang itu berperilaku kasar.
selalu.. selalu ada alasan dibaliknya. Tuhan tidak menciptakan umat-Nya dengan sifat jelek. kita semua terlahir baik. Tuhan tidak pernah merencanakan keburukan atau kecelakaan.
bukan mau sok benar, sok religius, sok menasehati, sok engga pernah ngejudge.
gue bukan seseorang yang engga luput dari kesalahan, gue pernah, bahkan bisa jadi tanpa gue sadar gue orang yang sering ngejudge orang lain. tapi setelah gue tau rasa sedih atau sakitnya ketika orang hanya melihat apa yang lo lakuin tanpa mereka ingin tahu atau mencari tahu kenapa lo ngelakuin hal tersebut, semenjak itu akhirnya gue menemukan cara melihat kehidupan dari sisinya yang kedua. mungkin benar kata orang bijak yang bilang "kita dikecewakan agar tidak mengecewakan" bisa jadi kalau tidak karena kejadian tersebut gue sampai sekarang masih jadi salah satu orang yang dengan gampangnya melihat dari satu sisi dan tidak mempedulikan sisi yang lainnya. jadi orang yang juga berkata orang itu memiliki sifat buruk, yaitu sensian. padahal dia begitu karena dulu dia pernah terluka.
"kadang ada sesuatu yang engga akan pernah kita tahu seperti apa rasanya sampai akhirnya kita merasakannya sendiri." jadi jangan langsung dengan mudah menilai hidup seseorang karena bukan kita yang menjalankan hidupnya itu. kita mungkin tahu apa saja yang terjadi kepada teman kita, masalahnya, kesedihannya, tapi kita tidak pernah bisa benar-benar tahu persis rasanya melewati atau mengahadapi itu semua sebagai dia. banyak hal negatif yang bisa berputar-putar dikepala kita ketika kita melihat sesuatu yang negatif, engga muna, gue juga sering mengalami hal itu, dan disitulah perilaku judge itu muncul dengan gampangnya, tapi dari ratusan hal negatif itu, we have to admit kalau ada satu hal positif yang sebenarnya terpikirkan oleh kita. salahnya kadang kita meremehkan atau mengabaikan satu yang terpenting itu dan lebih mempedulikan ratusan yang terlintas.
sejahat-jahatnya pencuri dia engga mungkin mencuri roti dari anak kandungnya yang sedang kelaparan, sesuci-sucinya pendeta/ustad dia engga mungkin engga pernah melakukan sebuah kesalahan.
.ǝʌıʇɔǝdsɹǝd ʇuǝɹǝɟɟıp ɐ ɯoɹɟ ǝɟıl ʇɐ ʞool oʇ ǝʌɐɥ noʎ sǝɯıʇǝɯos
sekedar berbagi kisah, gue punya seorang teman yang suka telat dan susah datang pagi kekampus, gue jengkel dengan sifat buruknya itu, dan ngejudge dia sebagai orang yang memang engga bisa disiplin. sampai akhirnya Tuhan mengijinkan gue tahu apa yang sebenarnya terjadi, dia ngebantu ayahnya bekerja sebelum dia pergi kekampus. see? terbukti kan, engga selalu yang terlihat buruk itu buruk dan juga sebaliknya. Never judge things by their appearance. karena rumah yang terasnya terlihat gersang belum tentu dihalaman belakangnya tidak ada kolam renang, just 'open the door'! ☺