Sabtu, 10 November 2012

Kutipan dan Catatan Kaki

Pengertian
Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
Catatan kaki adalah keterangan yang dicantumkan pada margin bawah pada halaman buku. Catatan kaki biasanya dicetak dengan huruf lebih kecil daripada huruf di dalam teks guna menambahkan rujukan uraian di dalam naskah pokok.

Macam-macam
Ada dua cara dalam mengutip, yakni langsung dan tidak langsung.
Kutipan langsung adalah mengutip sesuai dengan sumber aslinya, artinya kalimat-kalimat tidak ada yang diubah. Disebut kutipan tidak langsung jika mengutip dengan cara meringkas kalimat dari sumber aslinya, namun tidak menghilangkan gagasan asli dari sumber tersebut.
Contoh kutipan langsung: 
Menurut Gorys Keraf dalam bukunya Argumentasi dan Narasi(1983:3), argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara.
Tidak langsung:
Seperti dikatakan oleh Gorys Keraf (1983:3) bahwa argumentasi pada dasarnya tulisan yang bertujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar yakin akan pendapat penulis bahkan mau melakukan apa yang dikatakan penulis.
Bagi penulis, penggunaan catatan kaki ini sedikit lebih merepotkan akan tetapi, bagi pembaca catatan kaki ini sangat memudahkan mengetahui sumber tanpa harus melihat daftar pustaka yang letaknya di bagian akhir buku.
Catatan kaki untuk buku dimulai dengan nama pengarang diikuti koma, judul buku (ditulis dengan huruf awal kapital dan dicetak tebal atau dicetak miring), nomor seri, jilid dan nomor cetakan (kalau ada), kota penerbit (diikuti titik dua), nama penerbit (diikuti koma), dan tahun penerbitan (ditulis dalam kurung dan diakhiri dengan titik).
Catatan kaki untuk artikel dan majalah dimulai dengan nama pengarang, judul artikel, nama majalah, nomor majalah jika ada, tanggal penerbitan, dan nomor halaman. Jika dari sumber yang sama dikutip lagi, pada catatan kaki ditulis ibid. (singkatan dari ibidum) yang artinya sama persis sumbernya dengan catatan kaki di atasnya. Jadi mirip dengan idem atau sda. Untuk sumber yang telah disisipi sumber lain, digunakan istilah op. cit. (singkatan dari opere citato). Untuk sumber dari majalah dan koran yang telah disisipi sumber lain digunakan istilah loc. cit. (singkatan dari loco citato).
Contoh:
1 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar (Jakarta: Depdikbud, 1988), hal. 18.
2 Nurhadi, Membaca Cepat dan Efektif (Bandung: Sinar Baru, 1986), hal. 25
3 Ibid., hal. 15
4 Ratna Wilis Dahar, op.cit., hal. 17
Catatan kaki di atas menunjukkan bahwa sumber nomor 3 sama dengan sumber nomor 2. Sumber nomor 4 sama dengan nomor 3.

Tujuan
Tujuan kutipan
( ‾▿‾)-σ menegaskan isi uraian
( ‾▿‾)-σ membuktikan apa yang dikatakan
( ‾▿‾)-σ menunjang apa yang diungkapkan
Tujuan catatan kaki
( ‾▿‾)-σ pendukung keabsahan penemuan atau pernyataan penulis yang tercantum di dalam teks atau sebagai petunjuk sumber
( ‾▿‾)-σ tempat memperluas pembahasan yang diperlukan tetapi tidak relevan jika dimasukkan di dalam teks, penjelasan ini dapat berupa kutipan pula
( ‾▿‾)-σ referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagian mana/halaman berapa, hal yang sama dibahas di dalam tulisan
( ‾▿‾)-σ tempat menyatakan penghargaan atas karya atau data yang diterima dari orang lain


Cara Penggunaan
Cara penggunaan catatan kaki
» Penomoran:
1. Penomoran catatan kaki dilakukan dengan menggurakan angka Arab (1, 2 dan seterusnya) di belakang bagian yang diberi catatan kaki, agak ke atas sedikit tanpa memberikan tanda baca apapun. 
2. Nomor itu dapat berurut untuk setiap halaman, setiap bab, atau seluruh tulisan.
» Penempatan:
1. Catatan kaki dapat ditempatkan langsung di belakang bagian yang diberi keterangan (catatan kaki langsung) dan diteruskan dengan teks.
2. Cara yang lebih banyak dilakukan ialah dengan meletakkannya pada bagian bawah (kaki) halaman atau pada akhir setiap bab.
3. Antara catatan kaki dengan teks dipisahkan dengan garis sepanjang baris.
Cara pengunaan kutipan
» Penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu
» Penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan
» Kutipan dapat terkait dengan penemuan teori
» Jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung
» Penulis mempertimbangkan jenis kutipan, kutipan langsung atau kutipan tak langsung
» Teknik penulisan kutipan dan kaitannya denga sumber rujukan.

sumber:

Senin, 05 November 2012

Berbeda itu Indah


Coba bayangin deh kalau di dunia ini cuma ada satu ras manusia. Lalu hanya ada satu agama saja. Kemudian bayangkan lagi di dunia yang seluas ini, cuma ada satu kebudayaan yang berlaku. Daaan, tidak ada berbagai negara, karena hanya ada satu negara saja dengan satu bahasa saja. Gimana menurut kamu? Apakah dunia jadi tempat yang menyenangkan dan penuh kedamaian? Atau justru jadi tempat super membosankan?
Saya pilih yang terakhir. Karena saya tidak ingin berada di sebuah tempat yang semua orangnya serba sama. rasanya bak robot yang enggak ‘hidup’. Esensi travelling ke tempat baru jadi jauh lebih berkurang. Karena kita akan ketemu orang yang itu-itu saja denagn tradisi yang sudah kita hafal. Acara televisi dan film yang membahas budaya-budaya eksotis jadi tiada. Semua model di majalah dan TV mukanya gitu-gitu aja. hari libur berkurang karena cuma ada hari raya satu agama. Acara bertukar pikiran enggak lagi menggigit. Soalnya semua orang punya kerangka berpikir yang sama.
Sebenarnya saya bersyukur sekali berada di Indonesia. Dengan motto Bhineka Tunggal Ika, seharusnya inilah negara idaman banyak orang. Tapi lama kelamaan, motto tersebut luntur begitu saja. Semakin banyak orang yang saling membenci atas nama perbedaan. Beda budaya, beda agama, beda bahasa. Sepertinya perbedaan jadi alasan kuat untuk membenci.
Kenapa kita mesti membenci orang hanya karena berbeda? Kalau kita begitu yakin pada apa yang kita percaya, seharusnya kita enggak gampang merasa terancam sama kepercayaan orang lain. berbeda itu indah. Karena kita bisa memperkaya diri dengan tahu hal-hal baru. Karena kita bisa melihat dari sudut pandang berbeda. Karena dunia terlalu menarik untuk dibuat seragam. Jangan takut sama perbedaan. Takutlah pada keseragaman yang dipaksakan.
***
Karangan diatas adalah karangan yang bersifat Deduktif, karena menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu lalu bagian yang khusus. Awalnya menjelaskan bagaimana kalau perbedaan itu tidak ada, dan pada akhirnya menegaskan bahwa sesungguhnya perbedaan itu indah. Kalimat utama karangan ini ada pada paragraf terakhir.
berbeda itu indah. Karena kita bisa memperkaya diri dengan tahu hal-hal baru.
 

(c)2009 Dian Mahardika. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger